Kedua kata di atas memang untuk beberapa orang atau malah sebagian besar orang dianggap sama karena ada kata “kalah” nya. Padahal jika dilihat dari sisi pengertian atau makna, kedua kata tersebut sangat jauh berbeda.
Mengalah menunjukkan suatu sikap rendah hati, atau kebesaran hati, dalam hal ini orang yang bersedia mengalah pada umumnya meninggalkan egoisme diri (keinginan pribadi) demi kepentingan atau kebutuhan orang lain (apalagi mengalah untuk kepentingan umum dan masyarat luas).
Orang yang mengalah bukanlah orang yang kalah dalam menyelesaikan sebuah masalah. Atau orang yang lari dari masalah.
Mengalah membutuhkan suatu pertimbangan dan survey yang matang, karena jika saja salah ambil keputusan, maka yang terjadi bukan mengalah demi kebaikan, melainkan mengalah yang membuat kehancuran. Untuk kasus yang kedua lebih baik jangan mengalah melainkan fight terus (apalagi jika telah diketahui motivasi rival kurang bagus atau niatnya memang buruk).
Orang yang hanya menilai menang atau kalah, tinggi atau rendahnya hasil yang diperoleh (hanya sebatas itu saja) adalah orang yang berfikiran picik.
Maksudku begini :
Kadang kita menilai kualitas seseorang hanya dari hasil yang diperoleh misalnya nilai ujiannya tinggi (menilai hanya sebatas itu). Kita telah berfikiran picik, karena tidak setiap orang memperoleh nilai tinggi dengan cara bekerja keras.
Yang terpenting di sini bukan menang atau kalah, bagus atau tidaknya, melainkan seberapa tekun, seberapa jujur, seberapa mandiri kita berusaha untuk memberikan hasil yang maksimal.
Usaha, kerja keras, kejujuran menunjukan kualitas kehidupan kita.
Jadi pilihan ada ditangan kita, mau jadi pejuang atau mau jadi pecundang.
Mengalah menunjukkan suatu sikap rendah hati, atau kebesaran hati, dalam hal ini orang yang bersedia mengalah pada umumnya meninggalkan egoisme diri (keinginan pribadi) demi kepentingan atau kebutuhan orang lain (apalagi mengalah untuk kepentingan umum dan masyarat luas).
Orang yang mengalah bukanlah orang yang kalah dalam menyelesaikan sebuah masalah. Atau orang yang lari dari masalah.
Mengalah membutuhkan suatu pertimbangan dan survey yang matang, karena jika saja salah ambil keputusan, maka yang terjadi bukan mengalah demi kebaikan, melainkan mengalah yang membuat kehancuran. Untuk kasus yang kedua lebih baik jangan mengalah melainkan fight terus (apalagi jika telah diketahui motivasi rival kurang bagus atau niatnya memang buruk).
Orang yang hanya menilai menang atau kalah, tinggi atau rendahnya hasil yang diperoleh (hanya sebatas itu saja) adalah orang yang berfikiran picik.
Maksudku begini :
Kadang kita menilai kualitas seseorang hanya dari hasil yang diperoleh misalnya nilai ujiannya tinggi (menilai hanya sebatas itu). Kita telah berfikiran picik, karena tidak setiap orang memperoleh nilai tinggi dengan cara bekerja keras.
Yang terpenting di sini bukan menang atau kalah, bagus atau tidaknya, melainkan seberapa tekun, seberapa jujur, seberapa mandiri kita berusaha untuk memberikan hasil yang maksimal.
Usaha, kerja keras, kejujuran menunjukan kualitas kehidupan kita.
Jadi pilihan ada ditangan kita, mau jadi pejuang atau mau jadi pecundang.
0 komentar:
Posting Komentar